Surat Terbuka Untuk Yusuf Hamka
Kepada Yth
Sdr Yusuf Hamka,
Izinkan saya Petrus Loyani, seorang lawyer teri, lawyer papan bawah, menyampaikan tanggapan terhadap kemarahan anda kepada pemerintah karena anda merasa di fitnah pemerintah dengan stigma /tuduhan /isu punya hutang pada pemerintah, padahal sejatinya, riilnya, in yure dan in facto anda yang punya piutang pada pemerintah alias pemerintah yang punya hutang ratusan milyar rupiah kepada anda.
Saya sangat heran dengan fenomena itu karena beberapa alasan yang sedikit saya tahu, anda seorang WNI keturunan Cina alias cindo, beragama Islam bahkan anak angkat ulama besar Buya Hamka, masuk di pemerintahan (staf di menko ekoin), pengusaha yang loyal pada negara, kurang apa? Tapi anda mengatakan negara tidak fair pada anda sebagai warganya. Terkesan anda baru sadar tentang sikap unfair dan injustice negara pada warganya. Menurut dugaan saya (berdasarkan pengalaman empiris dan fakta sosial), sebenarnya negara tidak fair dan tidak adil pada anda bukan karena sebab-sebab lain, tetapi karena satu sebab saja yaitu karena anda WNI keturunan Cina alias cindo, jadi walau agama anda Islam, anda terlibat di pemerintahan dll, semua itu tidak ngaruh, hanya uang anda saja yang diperhatikan dan disukai, sekali lagi prasangka saya (berdasarkan pengalaman empiris dan fakta sosial), anda diperlakukan tidak fair dan tidak adil tepatnya oleh pemerintah (bukan oleh negara karena unsur negara menurut ilmu politik ada tiga: wilayah, rakyat dan pemerintah yang legitim, yang sah menurut konstitusi) karena anda cindo.
Karena itu kasus anda seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi cindo-cindo lain agar tidak takabur karena mentang-mentang pengusaha dan sudah jadi pemeluk Islam dan bahkan bukan cuma akrab dengan pemerintah tetapi ada dalam pemerintahan, merasa GR, merasa aman, merasa kuat, faktanya seperti anda NOL, powerless, seperti anda yang punya piutang (hak tagih) malah jadi korban fitnah sebagai orang yang punya hutang (kewajiban bayar), itu sangat ironis dan membunuh karakter anda, karena menempatkan anda sebagai pembohong tengik di mata masyarakat, sikap dan perilaku pemerintah itu patut diduga merupakan kejahatan moral yang diresapi evil spirit. Kalau pengandaian atau prasangka saya (berdasarkan pengalaman empiris dan fakta sosial) itu benar, tidak cukup anda cuma marah dan teriak-teriak di medsos. Itu sama sekali tidak efektif. Saran saya anda kembali saja kejati-diri anda sebagai cindo, tinggalkan Islam dan hiduplah dengan berpegang saja pada ajaran moral Konfusius /Lao Tze /Budha, menjadi pengusaha besar sambil melakukan perbuatan baik lewat CSR perusahaan anda untuk seluruh masyarakat Indonesia tanpa membeda-bedakan suku dan agamanya, dan lebih penting lagi daripada hal diatas, lakukan aksi konkrit dengan mendirikan organisasi massa (ormas) cindo yang kuat, independen dan berani pol untuk, memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada umumnya dan rakyat cindo pada khususnya.
Jadi dirikanlah ormas cindo yang independen, berkarakter kuat, murni dan lurus, ormas yang berani mengatakan benar sebagai benar, salah sebagai salah, adil sebagai adil, zalim sebagai zalim, bukan ormas cindo pencari kekuasaan politik, akses ekonomi dan penjilat pantat penguasa. Kalau saja anggota anda tidak sampai satu juta orang tapi hanya seratus ribu orang itu tidak jadi soal, asal seratus ribu orang itu sepakat dengan karakter 3C yaitu: cerdas, canggih dan cadas pol, suaranya pasti berpengaruh efektif bagi keadilan dan peradaban bangsa dan negara, artinya suara kebenarannya pasti didengar oleh penguasa nasional maupun kekuatan dunia internasional karena kekuatan suara yang murni dan lurus, sejalan dengan rasa keadilan sosial universal dan itu berarti selaras dengan suara holy spirit. Kekosongan organisasi cindo seperti diatas selayaknya anda isi sebagai bukti konkrit totalitas kesetiaan anda pada ideologi Pancasila dan NKRI.
Salam keadilan. Jakarta, 6 Oktober 2024, PL.